It takes a village to raise a child, and it takes the whole country to support breastfeeding
Setiap hari selama Pekan ASI Sedunia yang berlangsung pada tanggal 1-7 Agustus 2017, Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) menayangkan serial Infografis berjudul “Empat Pilar dalam Perencanaan Strategis Terkait Menyusui” yang ditulis oleh Miriam Harriet Labbok. Tema ini mengurai secara teknis tema World Breastfeeding Week (WBW) 2017, “Sustaining Breastfeeding Together”. Dr. Miriam Harriet Labbok (1949-2016) adalah seorang pakar menyusui serta pakar kesehatan ibu dan bayi yang mengabdikan 40 tahun hidupnya memperjuangkan kampanye menyusui di seluruh dunia, terutama di negara berkembang.
Dukungan kepada ibu dan bayi memerlukan peran keempat pilar yang saling berkaitan ini sebagai kunci agar kesuksesan menyusui dapat tercapai.
Pilar Pertama, Kebijakan Pemerintah yang Melindungi Hak Ibu dan Bayi untuk Menyusui dan Menyusu. Sangat penting untuk memiliki kebijakan yang berpihak pada ibu dan bayi serta bebas dari konflik kepentingan.
Pilar Kedua, Komitmen Pemerintah Dalam Menjalankan Program-Program yang Mendukung Menyusui. Pemerintah harus segera mengatur promosi formula pertumbuhan untuk usia 36 bulan, karena banyak penelitian yang menunjukkan bahwa hal ini merupakan faktor penghalang kegiatan menyusui.
Pilar Ketiga, Meningkatkan Kemampuan dan Pemahaman Tenaga Kesehatan Terhadap Kegiatan Menyusui. Meningkatkan pemahaman tenaga kesehatan mengenai Manajemen Menyusui dan panduan menyusui yang lengkap serta bebas dari pesan sponsor.
Pilar Keempat, Dukungan Masyarakat dan Keluarga. Selain pemerintah, dukungan dari pemuka agama, penegak hukum, tenaga kesehatan, dan orang-orang terdekat ibu dan bayi sangat menentukan keberhasilan menyusui seorang ibu.
Pola Sosial Lintas Sektor yang Melindungi Kegiatan Menyusui menjelaskan bahwa setiap lapisan memiliki peran besar dan pada akhirnya payung terbesar ada di kebijakan yang berpihak pada hak ibu dan bayi. Kebijakan yang bebas konflik kepentingan dan dukungan dari semua pihak sangatlah penting, agar para ibu merasa berdaya dan percaya diri dalam mengasuh anak.
World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) di dalam lamannya menyatakan,
Melestarikan pemberian ASI-bersama-sama mengingatkan kita bahwa kita semua memiliki peranan dalam menciptakan lingkungan yang mendukung ibu agar berhasil menyusui. Kita dapat mencapai tujuan ini dengan menarik dukungan politik, perhatian media, dan partisipasi dari berbagai penggerak, terutama kaum muda. Kampanye Rantai Dukungan Hangat untuk Menyusui bertujuan untuk menghubungkan banyak penggerak di semua tingkatan untuk menyediakan perawatan kepada ibu dan bayi. Upaya tim diperlukan agar program menyusui berhasil. Kita perlu menghubungkan para pembuat perubahan di masyarakat, negara, tingkat regional dan global untuk menyerukan tindakan dan dampak kolektif. Dengan demikian, semua ibu diberdayakan dengan pengalaman menyusui yang memuaskan dan efektif. Menyusui sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat. Ini juga memiliki implikasi yang penting pada kesehatan ibu.
Salah satu aspek penting dalam kemitraan adalah masalah konflik kepentingan (CoI). Dalam konteks pemberian makanan bayi dan anak balita, konflik kepentingan tidak hanya berlaku untuk tenaga ahli kesehatan. Ada kemungkinan bahwa siapapun (termasuk tenaga kesehatan non-profesional atau tenaga pendidik kesehatan) atau organisasi apapun (misalnya rumah sakit, LSM, atau lembaga pemerintah) yang bertanggung jawab untuk mempromosikan pemberian makanan kepada bayi dan anak-anak secara optimal akan menerima hadiah, sponsor, atau sumber dana lain dari industri makanan bayi. Penting untuk menghindari konflik kepentingan dan memilih mitra secara hati-hati yang bersedia untuk membela kepentingan umum dari pada kepentingan komersial. Berikut adalah tautan untuk informasi lebih lanjut mengenai konflik kepentingan ibfan.org/sponsorship-and-COI.