Prioritaskan Menyusui: Membangun Sistem Dukungan Berkelanjutan

Oleh: Susi Solichatun dan Yuni Pradilla Fitri

Anggota Divisi Riset AIMI Pusat

Setiap tanggal 1 hingga 7 Agustus, masyarakat global memperingati World Breastfeeding Week (WBW) atau Pekan Menyusui Dunia — sebuah gerakan tahunan yang dikoordinasikan World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) dan didukung oleh WHO, UNICEF, kementerian kesehatan di berbagai negara, serta organisasi dan komunitas masyarakat sipil. Perayaan ini bukan sekadar seremonial, tetapi merupakan panggilan untuk mengakui menyusui sebagai fondasi penting bagi kesehatan, perkembangan, dan kesetaraan seumur hidup.

Tahun ini, Pekan Menyusui Dunia 2025 mengangkat tema: “Prioritaskan Menyusui: Membangun Sistem Dukungan Berkelanjutan.” Tema ini menjadi pengingat bahwa menyusui hanya bisa berhasil jika ada dukungan yang nyata dan berkelanjutan di sekitar ibu dan bayi — mulai dari rumah tangga hingga sistem kesehatan, dari kebijakan publik hingga tempat kerja.

Lalu bagaimana membangun sistem dukungan berkelanjutan untuk memprioritaskan menyusui? WABA sebagai inisiator WBW telah mengumumkan 4 elemen kunci penting guna membangun sistem yang kuat:

1. Informasi

Semua orang berhak mendapatkan informasi menyusui yang akurat, berbasis bukti, dan tidak dipengaruhi oleh industri susu formula. Edukasi yang baik membantu ibu membuat keputusan yang tepat dan percaya diri. Di banyak negara, termasuk Indonesia, promosi susu formula masih marak dan sering kali menyesatkan. Padahal, WHO secara tegas menyatakan pentingnya penerapan International Code of Marketing of Breast-milk Substitutes untuk melindungi hak ibu dan bayi. Di Indonesia, hal ini juga diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 2024 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Informasi tentang menyusui tidak hanya wajib diberikan oleh  fasilitas pelayanan kesehatan, tenaga medis, dan tenaga kesehatan, namun juga dapat dilakukan oleh upaya kesehatan bersumber daya masyarakat dan kader kesehatan, sebagai pihak yang terdekat dengan masyarakat.

2. Tujuan

Menjadikan menyusui sebagai bagian dari agenda kesehatan nasional dan prioritas pembangunan adalah langkah penting. Ini mencakup kebijakan cuti melahirkan yang cukup, perlindungan ibu menyusui di tempat kerja, serta penyediaan fasilitas menyusui di ruang publik dan fasilitas kesehatan. Tanpa tujuan bersama yang kuat, dukungan terhadap ibu akan bersifat sporadis dan tidak berkelanjutan.

3. Melibatkan

Kata kunci dari WBW 2025 adalah keterlibatan. Menyusui bukan hanya tanggung jawab ibu — melainkan tugas semua pihak: suami, keluarga besar, tenaga kesehatan, pemerintah, dunia usaha, dan komunitas. Semakin banyak pihak yang terlibat, semakin besar dampaknya. Yang lebih penting lagi, dukungan yang diterima seorang ibu sering kali menginspirasi dia untuk menjadi pendukung bagi ibu lain. Inilah semangat kebaikan yang berkelanjutan — dari ibu yang dulu dibantu, menjadi relawan atau konselor laktasi yang membimbing ibu-ibu baru.

4. Inspirasi

Cerita nyata punya kekuatan untuk mengubah cara pandang masyarakat. Pengalaman menyusui yang jujur, lengkap dengan tantangan dan keberhasilannya, bisa menjadi sumber inspirasi dan semangat bagi ibu lainnya. Itulah sebabnya WBW mendorong setiap orang untuk berbagi — baik melalui tulisan, media sosial, diskusi komunitas, hingga kampanye lokal. Kisah sederhana dari satu ibu bisa menjadi jawaban bagi ibu lain yang sedang ragu.

Menyusui adalah hak setiap ibu dan bayi. Namun dalam kenyataannya, menyusui sering kali menjadi proses yang penuh tantangan karena kurangnya dukungan, informasi yang keliru, dan tekanan sosial. Pekan Menyusui Dunia hadir untuk menyatukan berbagai pihak agar menyusui tidak menjadi beban pribadi, tetapi tanggung jawab bersama. Menyusui memberi manfaat besar bagi kesehatan ibu dan anak, menghemat biaya akibat penyakit yang dapat dicegah dengan menyusui dan mengurangi kerusakan lingkungan akibat limbah produk susu formula.

Pekan Menyusui Dunia 2025 bukan hanya ajakan untuk menyusui, tapi juga panggilan untuk memprioritaskan menyusui dalam setiap aspek kehidupan. Dengan menyediakan informasi yang benar, membangun tujuan bersama, melibatkan lebih banyak pihak, dan menyebarkan inspirasi, kita sedang berinvestasi pada masa depan yang sehat dan berkelanjutan.

Kini saatnya semua pihak bergerak: keluarga, tenaga medis, pemilik perusahaan, pembuat kebijakan, dan komunitas. Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) hadir menjadi bagian yang terus mengupayakan penyebarluasan informasi, edukasi, keterlibatan semua pihak, untuk bersama saling mendukung dan menginspirasi. Menyusui bukan perjuangan seorang ibu — ini adalah kemenangan kolektif yang layak diperjuangkan bersama.

Sumber Referensi:

 

× Halo Available on SundayMondayTuesdayWednesdayThursdayFridaySaturday