JAKARTA, 17 Maret 2013 — Untuk ke empat kalinya, Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) kembali menyelenggarakan Workshop ASI untuk para Ustadz dan Ustadzah. Tujuan dari Workshop yang telah rutin diselenggarakan sejak tahun 2010 ini adalah untuk memberikan informasi yang lebih lengkap mengenai pemberian ASI, memaparkan bahaya pemberian formula, serta menekankan kembali anjuran pemberian ASI dari sudut pandang agama. Workshop akan berlangsung hari ini (17 Maret), dan berlokasi di the Wahid Institute, Pegangsaan, Jakarta Pusat.

Menurut Inna Banani, Ketua Divisi Edukasi AIMI, mengangkat tema ASI dari sudut pandang agama dianggap penting untuk mempertajam dakwah yang dilakukan ustadz/ustadzah kepada para jamaahnya. “Para ustadz/ustadzah sering berhadapan langsung dengan masyarakat dan dipercaya untuk menjawab berbagai pertanyaan, termasuk mengenai menyusui. Melalui mereka, diharapkan informasi mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif bisa sampai ke lapisan masyarakat yang lebih luas,” jelasnya.

Pembicara Workshop Ustads dan Ustadzah adalah dr. Utami Roesli, SpA., IBCLC., FABM., dr. Wiyarni Pambudi, SpA., IBCLC., dan Dr. Muchlis M. Hanafi, MA.

Pesertanya adalah perorangan maupun utusan dari beberapa organisasi dengan ragam latar belakang. Peran serta tokoh agama sebagai salah satu pendukung pemberian ASI eksklusif diharapkan dapat menjadi salah satu kunci keberhasilan menyusui, karena mereka dapat meyakinkan nilai kebaikan dari pemberian ASI dari sisi syariah kepada para jamaahnya.

Workshop ini juga didukung oleh Mercy Corps Indonesia. dr. Sri Kusuma Hartani, MD selaku Program Manager Health and Nutrition Program Mercy Corps Indonesia mengatakan, “Di Indonesia, perilaku sadar ASI Eksklusif tidak hanya tergantung dari kaum ibu saja. Dukungan dari suami, orang tua, dan lingkungan sekitar juga penting untuk dapat menciptakan perubahan perilaku. Demikian pula dukungan dari tokoh agama yang dekat dengan keseharian masyarakat. Peran Ustad dan Ustadzah untuk mengedukasi masyarakat mengapa ASI Eksklusif dan Inisiasi Menyusu Dini penting dalam bagi tumbuh kembang bayi”.

Acara Workshop AIMI pun selaras dengan salah satu kegiatan Mercy Corps : Program Hati Kami. Kegiatan yang berfokus di wilayah Jakarta Barat. Nantinya akan ada kegiatan workshop lanjutan mengenai ASI Eksklusif kepada para tokoh agama islam bekerjasama dengan Pusat Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Jakarta Barat.

Fact Sheet AIMI Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) berdiri pada tanggal 21 April, 2007, didirikan-oleh dan diperuntukkan-bagi ibu menyusui Indonesia khususnya, umumnya para orangtua. AIMI adalah suatu organisasi nirlaba dan non-pemerintah yang berbasis kelompok pendukung ibu menyusui. AIMI terbentuk untuk memberikan informasi yang berimbang dan lengkap mengenai menyusui dan resiko susu formula. Kegiatan rutin: Kelas EdukASI di lebih dari 30 kota; AdvokASI ditingkat masyarakat, pemerintah, & legislatif; Kampanye via Social Media; Konseling Tatap Muka, Telpon dan Email; SosialisASI tingkat masyarakat, perkantoran & media, kASIh ibu (kelompok Pendukung Ibu, kerjasama dengan rumah sakit); Event Seminar, Talkshow, Konferens, bazaar; Riset dan Pelatihan; Pengembangan organisasi dan SDM. AIMI telah memiliki tujuh cabang yaitu AIMI Jabar, AIMI Jatim, AIMI Jateng, AIMI Sumut, AIMI Sulsel, AIMI Yogyakarta, AIMI Bali. www.aimi-asi.org


Kontak: Mia Sutanto, Ketua Umum AIMI +6281510002584 @miasutanto mia.sutanto[at]aimi-asi[dot]org

Inna Banani, Ketua Divisi Edukasi AIMI +62811836336 @innabanani inna[at]aimi-asi[dot]org


Terdapat pada kategori Berita pada 18 Mar 2013

Informasi Lainnya

Yuk, Berpartisipasi Dukung AIMI

AIMI 15th SEHATI Virtual Run & Ride

MengASIhi x COVID-19