Dalam rangka memperingati Pekan Menyusui Dunia 2024, Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) mengadakan rangkaian kegiatan yang dimulai dengan Pelatihan Pijat Laktasi Arugaan. Pelatihan ini dipandu oleh Nay Ines Fernandez (Nay = Ibu, dalam Bahasa Tagalog), pendiri organisasi pendukung menyusui Arugaan di Filipina. Sejalan dengan tema Pekan Menyusui Dunia 2024 yaitu ‘Memperkecil Kesenjangan” (Closing the Gap), kegiatan ini bertujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi para konselor menyusui tentang cara-cara membantu mengaktifkan produksi ASI dan memperlancar produksi ASI melalui teknik pijatan yang tepat dan efektif.
Pelatihan Pijat Laktasi Arugaan yang diselenggarakan AIMI ini diadakan dalam dua batch, yaitu tanggal 13-14 Juli 2024 dan 16-17 Juli 2024. Setiap batch terdiri dari 20 konselor menyusui. Seluruh peserta pelatihan sangat antusias mengikuti setiap sesi yang dipandu oleh Nay Ines.
Antusiasme Peserta dan Manfaat Pelatihan
Virna Utari, salah satu peserta batch pertama, mengungkapkan kekagumannya terhadap materi yang disampaikan oleh Nay Ines. “Seru banget, Nay Ines sangat bersemangat menyampaikan materinya. Setelah dipijat bahkan perempuan yang belum menikah dan memiliki anak bisa keluar ASI-nya. Amazing banget buat saya,” ujarnya.
Senada dengan Virna, Citra Ayu Mustika, peserta batch ke-2, juga merasa sangat terbantu dengan pelatihan ini. “Ini sebenarnya kedua kalinya ikut pelatihan dari AIMI. Pelatihan ini sudah lama saya tunggu karena pelatihannya luar biasa banget. AIMI undang langsung founder Arugaan, Nay Ines Fernandez dari Filipina yang pijat laktasinya terkenal banget di seluruh dunia,” ungkapnya.
Hasil yang paling mengejutkan adalah pengalaman salah seorang peserta, Tia Pratiknyo, yang telah 11 tahun tidak menyusui. Selama mengikuti pelatihan dan mempraktikkan pijat laktasi, ASI-nya kembali keluar. “Selama dua hari ini mendalami pijat laktasi itu bagaimana, dan ternyata setelah 11 tahun saya tidak menyusui, ASI-ku bisa keluar lagi karena dipijat. Senang banget,” ujarnya.
Kantie Wilujeng, penanggung jawab penyelenggara Pelatihan Pijat Laktasi Arugaan menjelaskan tujuan AIMI mengadakan pelatihan ini adalah “untuk menambah kompetensi bagi konselor menyusui, karena itu pesertanya kami screening minimal harus sudah konselor menyusui. Selain itu, tujuannya tentu saja untuk membantu para ibu menyusui sesuai dengan tema Pekan Menyusui Dunia 2024 yaitu “Memperkecil Kesenjangan”, karena mendukung menyusui adalah tugas lingkungan sosial dari si ibu menyusui tersebut.”
Nay Ines sebagai pelatih menyampaikan harapannya, “Saya berharap peserta kedua batch yang menghadiri pelatihan di tanggal 13-14 Juli dan 15-16 Juli dapat terus berlanjut. Mulailah dengan membantu satu ibu di komunitas. Dan mulai dari satu ibu, kemudian menjadi seratus hingga seribu. Dan nantinya Anda akan turut berkontribusi bagi perekonomian negara Anda. Yang paling penting adalah bagaimana hal ini membantu perempuan untuk lebih berdaya. Kemampuan menyusui adalah harta karun bagi setiap perempuan. Kita lihat bagaimana pelatihan ini terbukti membuat lima perempuan lajang bisa memproduksi ASI, padahal mereka belum pernah melahirkan. Ini adalah bukti nyata bahwa semua perempuan bisa didukung untuk bisa menyusui. Tanpa perlu obat-obatan dari Barat atau gadget/alat tertentu. Kita memiliki kekuatan untuk membesarkan generasi berikutnya. Kekuatan ibu.”
Memperkecil Kesenjangan Pengetahuan dan Keterampilan
Melalui pelatihan ini, AIMI berharap dapat memperkecil kesenjangan pengetahuan dan keterampilan dalam mendukung proses menyusui, sehingga semakin banyak ibu yang dapat menyusui bayinya dan berkontribusi pada kesehatan generasi mendatang. Para konselor menyusui diharapkan juga dapat meningkatkan kompetensi dalam membantu berbagai permasalahan yang dihadapi ibu menyusui agar para ibu ini dapat mencapai tujuan menyusuinya masing-masing. Pelatihan ini memberikan kesempatan bagi para konselor menyusui dan praktisi kesehatan untuk mendalami teknik-teknik pijat laktasi yang terbukti efektif dan aman.
Harapan AIMI ke Depan
AIMI berharap bahwa pelatihan seperti ini dapat dilakukan secara berkala dan melibatkan lebih banyak praktisi kesehatan dan konselor menyusui. Dengan semakin banyak tenaga kesehatan dan konselor menyusui yang memiliki kompetensi dalam pijat laktasi, diharapkan kesenjangan pengetahuan dan keterampilan dalam mendukung proses menyusui dapat semakin diperkecil. Selain itu, AIMI juga berharap bahwa masyarakat semakin menyadari pentingnya peran mereka dalam mendukung ibu menyusui.
Mendukung menyusui adalah tugas bersama yang melibatkan keluarga dan lingkungan sosial. Dengan dukungan yang tepat, ibu menyusui dapat lebih mudah menyusui bayinya, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada kesehatan dan perkembangan bayi. AIMI berkomitmen untuk terus mendukung para ibu menyusui melalui berbagai program dan kegiatan yang bermanfaat, terutama program-program yang dapat meningkatkan kompetensi para konselor menyusui. Pelatihan Pijat Laktasi Arugaan merupakan langkah penting dalam mendukung ibu menyusui di Indonesia. Dengan kerjasama dan dukungan dari semua pihak, kita dapat memperkecil kesenjangan pengetahuan dan keterampilan dalam mendukung proses menyusui, serta menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi ibu dan bayi di Indonesia.