Pandangan Sosial, Hoax dan Mitos Tentang Covid 19

BIJAK BERKATA CEGAH STIGMA

Hai Moms!

Tahu gak apa yang dimaksud dengan stigma sosial? Dalam konteks kesehatan berarti memberikan hubungan antara etnis seseorang atau status kesehatan seseorang dengan penyakit tertentu. .

Pada awal merebaknya kasus di Wuhan, etnis Tionghoa di sejumlah negara mengalami diskriminasi seperti dijauhi, tidak dapat mengakses layanan fasilitas tertentu, atau diberi label negatif. Di Indonesia pun begitu pasien yang pertama dinyatakan positif terinfeksi, berseliweran komentar-komentar miring netizen sampai-sampai sempat mengalami depresi.

Ketakutan dan menghadapi Covid-19 yang masih misterius merupakan faktor yang menyebabkan sebagian orang tidak dapat berpikir logis. Lalu kira-kira apa sih dampak yang bisa di terjadi dari stigma sosial ini?

1. Membuat mereka menyembunyikan keluhan, gejala, maupun status kesehatannya untuk menghindari diskriminasi.

2. Menjadi takut untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.

3. Merasa patah semangat untuk tetap mengikuti anjuran hidup sehat.

Akhirnya yang terburuk adalah penyebaran virus ini semakin tak terkendali. Jadi, stop yuk menyebarkan ketakutan dan stigma.

Sumber: “Social Stigma Associated with COVID-19: A Guide to Preventing and Addressing Social Stigma” (@ifrc @unicef @who)

@skata_id

#CegahStigma #BersatuLawanCOVID19 #JagaJarak #CuciTanganPakaiSabun #MaskerUntukSemua #Skata #DahulukanKeluarga #SkataXAIMI

HOAX GOODBYE PANDEMI BYEBYE


“Katanya gak boleh, tapi kok di grup sebelah beda ya? Jadi yang mana yang bener sih? ”Saking banyaknya informasi yang beredar, bahkan kadang saling bertentangan, kita akhirnya menjadi bingung memilah dan memilih informasi yang bener dengan yang tidak. Padahal hoax atau informasi yang salah bisa sangat merugikan lho. Bukan hanya itu, akhirnya kita pun jadi tidak fokus dengan upaya pencegahan penyebaran virus itu sendiri.

Nah, kami ada tips  untuk para Moms supaya kita bisa membedakan mana berita yang hoax mana yang fakta?! Sekaligus ada juga beberapa hoax yang ingin kami luruskan kembali beritanya, seperti  misalnya  soal tidak boleh menyusui saat pandemi. Apa betul?