Tahun Politik, kesempatan untuk mengangkat isu ASI Eksklusif
Bantul, 14 Februari 2019
Kamis, 14 Februari 2019 menjadi hari spesial bagi Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia Cabang Bantul, pasalnya siang tadi sekitar pukul 09.00 WIB tim AIMI Bantul berkesempatan melakukan audiensi dengan Komisi D DPRD Kabupaten Bantul dalam agenda dengar pendapat dan sharing isu terkait ASI, Ibu Menyusui, dan tantangan yang tengah dihadapi masyarakat khususnya di Bantul. AIMI Bantul yg digawangi oleh sang Ketua Cahyani Hijriafitri atau lebih hangat disapa Affie membawa perwakilan anggotanya yaitu Dian Ismarini (Koordinator Divisi Advokasi), Titien Agustina (Anggota Divisi Advokasi), Ratih Maylawati (Sekretaris AIMI Bantul), Dina (Anggota Divisi EdukASI), dan Dya Kumala (Anggota Divisi Komunikasi) menyampaikan aspirasinya di tengah tahun politik ini.
Affie menyampaikan visi misi dan perjuangan keras AIMI Bantul antara lain dalam bentuk program kerjasama Dinas Kesehatan Bantul. Meskipun Kabupaten Bantul lebih dulu memiliki Peraturan Bupati dibanding Kabupaten/Kota lain, implementasinya dirasa belum terlaksana dengan baik, masih banyak persoalan yang terjadi di masyarakat Bantul terutama minimnya dukungan terhadap Ibu Menyusui. Lingkungan tidak sepenuhnya mendukung atmosfer menyusui bagi si ibu, ruang laktasi belum memadahi dan baru terdapat di kantor Dinas Kesehatan, pemasaran formula yang gencar, mitos-mitos yang masih dipercaya oleh masyarakat, kesempatan perah ASI yang minim bagi pekerja perempuan. Hal ini sangat berlawanan dengan pemenuhan visi misi Bupati Bantul, sehingga AIMI Bantul sangat membutuhkan dukungan yang kuat dari segala pihak khususnya legislatif sebagai wakil kami dan pengemban aspirasi masyarakat, tambah Affie.
Perwakilan DPRD Bantul yang kali ini berkesempatan menerima tim AIMI Bantul, Paidi, S.Ip mengungkapkan bahwa kondisi tersebut disadari benar, berdasarkan pengalaman beliau dahulu saat istrinya menyusui yang juga harus bolak balik antar jemput ASI perah untuk diberikan kepada bayinya sehingga tidak perlu disambung dengan formula. Sepakat dengan tim AIMI Bantul, Ketua Komisi D tersebut berkomitmen untuk menindak lanjuti secara serius persoalan terkait ASI ini, beliau akan memberikan keberpihakan yang lebih tinggi kepada perempuan demi mencetak generasi bangsa yang lebih berkualitas yang pondasinya adalah pemberian ASI sampai dengan 2 tahun atau lebih.
Pada tahun politik ini, jangan sampai isu ASI ini terlewatkan, sehingga anggota dewan lupa akan manfaat ASI dan resikonya jika warga Bantul khususnya menjadi pelanggan formula. Lingkungan yang kondusif bagi ibu menyusui harus benar-benar diperjuangkan, persoalan stunting yang saat ini menjadi isu nasional bisa jadi berawal dari pemenuhan gizi yang salah sejak awal menyusui. Dian Ismarini sebagai Koordinator Divisi Advokasi menambahkan bahwa terdapat 3 (tiga) tantangan mendasar yaitu membangun kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemberian ASI sampai dengan 2 tahun atau lebih, implementasi Peraturan Bupati sebagai payung hukum yang legal harus diperkuat, dan mengkaji kembali kampanye formula yang tanpa disadari dilakukan secara besar-besaran.
Audiensi diakhiri dengan pernyataan komitmen dari Paidi, S.Ip sebagai Ketua Komisi D DPRD Bantul bahwa akan menindak lanjuti secara konkrit yaitu :
1. Koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan IBI terkait program dan kegiatan terkait ASI
2. Memasukkan tema dukungan terhadap Ibu Menyusui dalam acara rutin DPRD Bantul yaitu Gardu Projo Taman Sari di Jogja TV dan Taman Gabusan
3. Mengkaji kembali pemasaran formula dan ruang laktasi di Bantul