[poll id=5]
Sebelumnya, terima kasih pada para responden yang sudah vote pada Polling AIMI bulan Juli 2010.
Luar biasa, sebagian besar responden sudah menjawab dengan benar, yaitu C. Tingkatkan pemberian ASI (73%) dan ternyata tidak ada yang memilih memberikan cairan tambahan selain ASI pada bayi berusia beberapa hari yang mengalami jaundice atau sakit kuning.
Jaundice atau Ikterus adalah kondisi yang sering terjadi pada bayi baru lahir, kuning pada kulit dan bagian putih bola mata (sclera) karena kadar bilirubin yang berlebih dalam darah. Bilirubin adalah hasil dari penghancuran normal sel darah merah. Pada keadaan normal, bilirubin disalurkan dan diolah di hati kemudian dikeluarkan sebagai empedu melalui usus. Ikterus muncul saat kadar bilirubin melebihi kemampuan hati bayi baru lahir untuk mengolah dan mengeluarkan dari tubuh.[1. Bayi Baru Lahir-Ikterus (Jaundice).]
Pada artikel “Sakit Kuning dan Menyusui”[2. Mia Sutanto. Sakit Kuning dan Menyusui.] dijelaskan bahwa sakit kuning pada bayi baru lahir (BBL) umumnya tidak berbahaya. Hubungan antara sakit kuning dengan ASI hanya satu (kecuali pada Conjugated Hyperbilirubinemia): BBL sedikit minum ASI atau bahkan tidak minum ASI sama sekali justru memperparah kondisi sakit kuning-nya. Pemberian cairan lain (prelaktal) seperti susu formula dan atau air gula, sebelum bayi mulai menyusu, justru akan membuat bayi lebih sedikit atau tidak minum ASI sama sekali. Jadi, dalam hal ini, justru TIDAK PERLU untuk berhenti menyusui dan minum ASI untuk mengetahui apakah kuningnya disebabkan oleh ASI, karena kuningnya justru akan menjadi semakin parah apabila KURANG MINUM ASI.
Treatment yang paling umum dilakukan pada bayi yang sakit kuning adalah fototerapi (terapi sinar). Fototerapi adalah proses yang menggunakan sinar khusus untuk mengurangi bilirubin dalam darah. Kulit dan darah bayi akan menyerap gelombang sinar tersebut yang kemudian mengubah bilirubin menjadi produk tertentu sehingga dapat keluar dari tubuh[3. UMHS Newborn Care Committee. Your Baby, Jaundice and Phototherapy].
Sayangnya, penerapan fototerapi seringkali justru menyulitkan pemberian ASI dan menggantikan ASI dengan susu formula. Kejadian sakit kuning dan penerapan fototerapi kerap menjadi awal gagalnya pemberian ASI eksklusif. Oleh sebab itu, sangat penting bagi para ibu untuk sesegera mungkin menyusui bayinya dan mengetahui teknik dan pola menyusui yang tepat agar bayinya mendapat cukup ASI. Jika bayi memang terpaksa mendapat fototerapi, sebaiknya ibu tetap diperkenankan menyusui bayinya atau memberi ASI perah dengan menggunakan cangkir atau sendok pada bayinya.
Kebiasaan menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi sebenarnya tidak berpengaruh pada sakit kuning. Tujuan menjemur adalah agar bayi mendapat vitamin D. Prosesnya juga perlu dibatasi tidak terlalu lama agar bayi tidak terkena sunburn.