Seperti ditulis oleh Nadya Batubara, Konselor Menyusui dan Pengurus AIMI Kalimantan Barat, di The Urban Mama.
Seringkali para ibu bekerja bertanya bagaimana agar bisa memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan, padahal cuti bekerja hanya tiga bulan saja.
Setelah melahirkan, ibu bisa rutin memerah ASI dan menyimpannya di kulkas, sehingga ibu tetap bisa memberikan ASI Eksklusif dengan cara memberikan bayi ASI Perah (ASIP). Begitu mulai bekerja, ibu juga dianjurkan untuk terus rutin memerah di tempat kerja. Memerah ASI juga bermanfaat bagi ibu yang tidak bekerja di luar rumah. Memiliki ASIP akan membantu, misalnya saat ibu mendadak harus bepergian, atau sakit dan harus dirawat di Rumah Sakit.
Dengan rutin memerah ASI, ibu juga membantu payudara untuk menghasilkan lebih banyak ASI. Semakin sering ASI dikeluarkan dari payudara ibu, maka payudara akan semakin gencar memproduksi ASI. Jadi, kunci utama untuk bisa menghasilkan ASI yang cukup adalah dengan sering mengeluarkan ASI baik dengan menyusui bayi secara langsung atau dengan memerah ASI.
Apa saja yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan ASIP untuk buah hati? Berikut ini beberapa hal yang bisa ibu lakukan.
ASIP sebaiknya disimpan dalam botol kaca agar memudahkan ibu untuk membersihkannya. Botol kaca sifatnya tahan lama sehingga ibu dapat menggunakannya berulang dan jangka panjang. Mengisi botol dengan ASIP sebaiknya tidak lebih dari ¾ botol untuk menghidari tutup botol terbuka atau botol pecah saat ASIP membeku. Jika tidak mendapatkan botol kaca, ASIP dapat disimpan dalam plastik khusus ASIP maupun botol plastik BPA free dengan tutup rapat (bukan dot terbuka).
ASIP dapat digabungkan bila ASIP yang ada pada dua botol berbeda adalah hasil perahan dalam jarak maksimal 24 jam atau satu hari yang sama. Selain itu, kedua botol ASIP tersebut harus sudah memiliki suhu yang sama. Jika ibu sudah menyimpan satu botol ASIP yang diperah pada pagi hari di kulkas, maka pada sesi memerah berikutnya sebaiknya perah ASI pada botol terpisah, untuk disimpan juga di dalam kulkas. Beberapa jam kemudian, ASIP pada botol pertama dapat digabungkan dengan botol kedua, yaitu setelah keduanya memiliki suhu yang sama.
Last In First Out (LIFO) dan First in First Out (FIFO). ASIP yang paling ideal adalah yang paling baru diperah atau segar, karena kandungannya paling mendekati kebutuhan bayi dan kualitasnya lebih baik dibandingkan yang sudah disimpan lebih lama. Namun, jika ibu memiliki cukup banyak stok ASIP, metide LIFO dapat digabungkan dengan metode FIFO. Pemberian label tanggal dan jam pada botol ASIP penting dilakukan untuk memudahkan saat memberikan ASIP untuk bayi.
Pemberian ASIP kepada bayi dilakukan setelah ASIP yang ada di dalam kulkas dikeluarkan lalu direndam dengan air hangat. Jika ASIP berada di freezer, maka sebaiknya ASIP diturunkan ke kulkas bawah pada satu malam sebelumnya, sehingga dapat mencair secara perlahan dan keesokan harinya pengasuh dapat merendam botol ASIP di air hangat saat akan memberikan ASIP untuk bayi. Hindari memanaskan ASIP di atas kompor atau dengan microwave karena akan merusak kandungannya dan terlalu panas untuk bayi.
Wadah pemberian ASIP yang ideal adalah cangkir. Gunakan cangkir yang kecil untuk bayi yang masih kecil, dan dapat menggunakan cangkir yang lebih besar seiring dengan bertambahnya umur bayi. Selaim itu sendok atau pipet juga dapat digunakan (umumnya untuk bayi baru lahir). Penggunaan botol dot tidak dianjurkan karena sangat berpotensi membuat bayi mengalami bingung puting. Penggunaan dot juga meningkatkan resiko bayi terkena diare karena lebih sulit untuk dicuci dan disterilkan. Resiko lain penggunaan dot antara lain mengganggu kesehatan gigi dan mulut, resiko radang telinga serta menghambat perkembangan wicara.
Ibu disarankan untuk mengajarkan memberikan ASIP kepada orang yang akan mengasuh bayi selama ibu tidak bersama bayi. Waktu yang tepat adalah saat bayi sedang tenang, tidak mengantuk dan tidak dalam kondisi terlalu haus, sehingga bayi tidak rewel dan menangis. Posisi bayi agak ditegakkan atau setengah duduk dan ditopang dengan satu tangan, sedangkan tangan lainnya memegang cangkir. Cangkir ditempelkan ke bibir bawah mulut bayi, sehingga bayi akan belajar menjilat dan meminum ASIP-nya dengan perlahan-lahan. Hindari menuangkan ASIP ke mulut bayi agar bayi tidak tersedak. Mulailah latihan sejak jauh hari, sehingga pengasuh dan bayi mendapat lebih banyak kesempatan untuk menemukan kondisi yang nyaman dalam memberikan ASIP dan meminum ASIP.