Minggu Pertama yang Menentukan

Seperti ditulis oleh Sari Kailaku, Konselor Menyusui dan Ketua Divisi Riset AIMI Pusat, di Mommiesdaily.

Seandainya setiap ibu hamil memahami apa yang harus dilakukan dalam MINGGU PERTAMA menyusui, ditambah dukungan lingkungan, tentulah proses menyusui dapat berlangsung lebih mudah.

Saya ingin berbagi pengalaman yang perlu diketahui calon ibu agar bisa mendapatkan minggu pertama yang menyenangkan dalam proses menyusui 🙂

1. Inisiasi Menyusu Dini

IMD adalah satu langkah penting untuk mengawali masa menyusui yang menyenangkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu dan bayi yang diberi kesempatan IMD selama minimal 1 jam segera setelah lahir, 8 kali lipat lebih besar kemungkinannya untuk ASI eksklusif 6 bulan.

Proses IMD yang tuntas selain sangat penting bagi kesehatan bayi dan ibu, juga membantu bayi dan ibu lebih tenang, mempercepat pengaliran ASI, dan membantu bayi cepat ‘mahir’ menyusu. Pastikan Anda menemukan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang paham benar mengenai tata laksana IMD.

“Proses IMD bayi kedua saya berlangsung 1 jam 50 menit. Ia berhasil mencapai puting di 1 jam 35 menit. Saya melahirkan di rumah sakit yang sudah menerapkan IMD dalam prosedur standar persalinannya. Namun, interupsi tetap ada. Setiap setengah jam bidan menghampiri dan menanyakan apakah bayi sudah boleh diangkat. Jika saya tidak tahu bahwa IMD harus dilakukan minimal selama 60 menit dan dapat dilanjutkan hingga 2 jam atau hingga bayi selesai menyusu, tentu saya sudah menurut.”

2. Rawat Gabung

Prinsip utama IMD yaitu mendekatkan bayi pada ibu dan mengoptimalkan kontak kulit ibu dan bayi menjadi ”tidak tuntas” jika setelah itu bayi dipisahkan dari ibunya.Tidak ada alasan untuk memisahkan bayi dan ibu yang sehat setelah persalinan, bahkan pada persalinan dengan tindakan operasi sekali pun.

“Setelah saya dibersihkan dan bayi dipakaikan baju, kami langsung diantar ke kamar inap. Bayi langsung tidur bersama saya di satu tempat tidur (bedding in). Pukul 04.00, bayi kami terbangun dan gelisah. Saya refleks langsung menyusuinya. Namun ia menolak. Insting saya mengatakan saya harus memeluknya. Begitu dipeluk dekat ke dada saya, ia tenang dan tertidur lagi.”

Tahukah Anda bahwa bayi sudah menunjukkan tanda haus/lapar jauh sebelum ia menangis? Contohnya, tarikan napasnya berubah atau ia meregangkan tubuh. Ibu yang tidur bersama bayi umumnya akan segera terbangun, ASInya akan mulai mengalir dan bayi yang masih cukup tenang akan dengan mudah melekat pada payudara.

3. Belajar Menyusu dan Menyusui

Di hari pertama kelahiran bayi, ibu dan bayi akan saling belajar mengenal lewat proses menyusui. Hal pertama yang harus diperhatikan, bahkan disebut sebagai kunci sukses menyusui oleh pakar laktasi asal Kanada, dr. Jack Newman, MD, FRCPC, adalah pelekatan mulut bayi dengan payudara. Pelekatan yang tidak sempurna bisa berujung pada berbagai masalah, mulai dari puting lecet, payudara bengkak, bayi sering kolik, hingga kurangnya berat badan bayi.

Kalimat yang saya ingat di hari-hari pertama ini adalah ”babies and mothers learn to breastfeed by breastfeeding”. Jadi, kalaupun terjadi pelekatan yang tidak sempurna, yang perlu dilakukan adalah selalu menyusui sesuai keinginannya.

“Pada anak kedua, proses belajar terbilang cukup cepat. Dalam beberapa hari, kegagalan pelekatan sudah jarang terjadi. Sedangkan pada anak pertama, karena di Rumah Sakit tidak IMD, tidak rawat gabung dan hanya mendapat kesempatan menyusui 3-4 kali sehari, proses belajar menyusui baru benar-benar dimulai setelah pulang ke rumah (kira-kira usia 3 hari).”

4. ASI Sudah Keluar atau Belum

Setiap calon ibu perlu tahu bahwa kolostrum sudah diproduksi sejak trimester kedua kehamilan dan akan siap diminum bayi begitu plasenta terlepas dari rahim saat proses persalinan. Kolostrum akan diminum bayi saat IMD dan itu adalah satu-satunya yang dibutuhkan bayi baru lahir.

“Saya sendiri, begitu masuk kamar inap, langsung diminta perawat untuk mencoba menekan areola untuk melihat apakah ASI sudah keluar. Saat tidak ada ASI yang kelihatan keluar, perawat hanya bilang ”mungkin besok keluar”. Saya tidak ambil pusing. Jika ASI tidak ada atau sedikit saat payudara dipencet, diperah atau dipompa, tidak berarti ASI belum keluar atau belum diproduksi.”

5. Baby Blues Syndrome

Sekitar 80% ibu mengalami baby blues mulai dari hari-hari pertama kelahiran bayi. Baby blues umumnya hanya berlangsung selama beberapa hari, tapi dapat juga bertahan hingga dua minggu. Baby blues dapat mempengaruhi proses menyusui. Ibu yang merasa sedih, tertekan dan kelelahan secara berlebihan akan kesulitan menikmati menyusui bayinya, bahkan bisa mempengaruhi produksi ASI.

Untuk mencegah atau menanggulangi baby blues, ibu harus mendapat nutrisi, istirahat dan dukungan yang cukup. Sebaiknya tentukan prioritas kegiatan sehari-hari. Tetapkan standar yang rendah pada kegiatan lain selain menyusui.

“Saya mengalami baby blues pada minggu kedua setelah kelahiran anak pertama. Penyebabnya, kelelahan dan sedikit kaget dengan ritme kegiatan sehari-hari yang sangat berbeda dengan sebelum memiliki bayi. Saya tidak mengalami baby blues pada bayi kedua, mungkin karena saya lebih sadar apa yang harus dilakukan.”

6. Kuning (Jaundice)

“Anak pertama saya mengalami kuning di usia 7 hari. Sepulang dari Rumah Sakit, perjuangan menyusui dimulai lagi dari nol, karena selama di Rumah Sakit saya hanya boleh menyusui 2 kali sehari dan bayi selalu mengantuk. Belakangan, saya mengerti bahwa saat itu bayi kami mengalami breastfeeding jaundice. Anak pertama kami tidak mendapatkan ASI yang cukup karena pelekatan menyusui yang tidak efektif. Anak kedua kami tidak mengalami kuning sama sekali.”

60% bayi usia 2-3 hari yang lahir di usia kehamilan > 35 minggu mengalaminya. Karena itu sangat baik jika calon ibu dan ayah mencari informasi mengenai kuning pada bayi baru lahir.

Walaupun kuning pada bayi baru lahir (muncul setelah bayi berusia lebih dari 24 jam) umumnya tidak berbahaya, tindakan medis yang sering dilakukan dapat mengganggu proses awal menyusui. Oleh karena itu, harus berhati-hati dalam menentukan tindakan yang akan diambil.

7. Puting Sakit/Lecet dan Payudara Bengkak (Engorgement)

Puting sakit/lecet dan payudara bengkak seringkali menjadi keluhan utama ibu baru. Sakit pada puting umumnya disebabkan kurang sempurnanya pelekatan mulut bayi ke payudara. Yang sering terjadi adalah, areola tidak cukup masuk ke dalam mulut bayi sehingga bayi hanya mengisap puting, dan puting menjadi lecet. Sebaiknya segera perbaiki teknik pelekatan.

Engorgement adalah pembengkakan payudara yang disebabkan oleh meregangnya pembuluh darah dan adanya tekanan air susu yang baru diproduksi. Pembengkakan biasanya terjadi saat kolostrum mulai berubah menjadi ASI matang. Namun, pembengkakan dapat juga terjadi jika ibu melewatkan beberapa sesi menyusui atau tidak cukup mengeluarkan ASI dari payudara.

Pembengkakan biasanya pulih dalam 1 atau 2 hari tanpa penanganan apapun. Memijat payudara dengan gerakan ke bawah tidak disarankan untuk payudara yang bengkak. Bayi yang tetap disusui dengan kondisi payudara bengkak dan keras seringkali menjadi rewel karena kesulitan mendapatkan ASI.

Mengompres hangat selama beberapa menit sebelum menyusui dapat membantu payudara menjadi lebih lunak dan ASI mengalir lebih baik. Lakukan pemijatan (metode reverse pressure softening) pada payudara sebelum menyusui untuk mengurangi pembengkakan. Memerah ASI dari payudara yang bengkak sebaiknya dilakukan dengan tangan.

Menyusui memang hal yang alami. Namun, calon ibu dan ayah tetap perlu membekali diri dengan informasi-informasi dasar mengenai ASI dan menyusui. Ketahui juga 10 Langkah Menuju Kesuksesan Menyusui yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif, mengenai hal-hal yang harus diterapkan oleh fasilitas kesehatan dan menjadi hak ibu dan bayi baru lahir (Pasal 33).

Selamat menikmati minggu pertama menyusui!

× Halo Available on SundayMondayTuesdayWednesdayThursdayFridaySaturday