Aku adalah ibu dengan satu anak bernama Agrataya Rakha Anugra yang berusia 3 th 11 bln. Banyak hal yang sangat aku syukuri setelah aku menjadi seorang ibu, tetapi hal yang paling membahagiakanku adalah melihat anakku tumbuh dan berkembang dengan sehat baik fisik maupun mental.

Alhamdulillah selama ini aku berusaha utk selalu memberi yang terbaik untuk Agra: sejak awal kelahirannya aku memutuskan untuk menyusuinya, walaupun pada saat itu pengetahuanku mengenai ASI masih sangat terbatas, hal ini bisa terjadi karena aku yakin bahwa ASI adalah satu-satunya asupan yang diperlukan bayiku.

Pertengahan tahun 2007, tepatnya pada akhir bulan Mei, Agra lahir dengan berat 3,65 kg dan panjang 50 cm. Sayangnya, saat itu aku tak bisa melaksanakan IMD (Inisiasi Menyusu Dini), dikarenakan informasi mengenai hal tersebut - termasuk info-info tentang ASI dan menyusui - sangatlah terbatas.

Aku ingat betul pada saat dokter kandunganku memutuskan untuk melakukan operasi caesar, untuk membantu persalinanku. Aku sedih sekali karena keinginanku untuk melakukan IMD tidak dapat aku jalani, tetapi aku coba untuk tetap berfikir positif bahwa apapun proses kelahiran yang aku jalani adalah yang terbaik untuk aku dan bayiku, yang utama adalah bayiku dapat lahir dengan selamat serta sehat walafiat.

Selanjutnya adalah tugasku bagaimana merawat Agra agar ia mendapatkan asupan yang terbaik, Alhamdulillah aku dapat menyusuinya dengan lancar dan bahkan pada saat memasuki usia 1 bulan, Agra mengalami kenaikan berat badan yang cukup banyak, yaitu 1,5 kg, jadi pada saat agra berusia 1 bulan berat badannya mencapai 5,15 kg dan terus mengalami kenaikan yang cukup tiap bulannya, sampai ia berusia 6 bulan, dan selama 6 bulan itu aku menyusui secara ekslusif. Pada saatnya Agra makan, aku memutuskan untuk tetap memberi makanan yang sehat dan alami, makanan pendamping ASI (MPASI) homemade yang aku buat sendiri menurutku tentu lebih terjamin kesehatan, gizi dan kehigenisannya. Aku ingin Agra selalu sehat dan cerdas, sehingga aku memikirkan tiap makanan yang aku berikan kepadanya, makanan sehat yang aku buat tentunya tidak mengandung garam, gula apalagi penyedap rasa (MSG, dll).

Awal Agra mendapatkan MPASI aku meberinya bubur susu ASI yang aku buat sendiri dengan menggunakan bahan dasar tepung beras merah dan dicampur dengan ASI perahku, kemudian setelah aku observasi tidak terjadi food intolerance atau alergi terhadap makanan itu, aku meneruskan memberinya sayuran dan buah-buahan yang aku jadikan makanan selingan setelah Agra sudah bisa makan 2 kali dalam sehari, yaitu pada saat Agra berusia 6,5-7 bulan. Sampai dengan usia 9 bulan Agra mulai aku perkenalkan dengan makanan yang mengadung protein, seperti putih telur, ikan, ayam, daging sapi, yang aku kukus atau rebus dan kemudian dijadikan bubur saring. Aku bersyukur sekali karena Agra termasuk anak yang mudah makan, semua berjalan lancar dan tidak ada kendala berarti yang aku lewati selama mengurusnya.

Aku berusaha membuat suasana makan selalu nyaman untuk Agra sehingga ia tidak merasa bahwa kegiatan makan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan, aku biasakan Agra duduk di kursi makan bayi (high chair) setiap kali kegiatan makan berlangsung, dan tentunya akupun memberinya contoh yang baik bahwa kegiatan makan adalah duduk di kursi makan. Terkadang ia pun aku ikut sertakan duduk diruang makan dengan kursi makannya pada saat jam makan dirumah kami. Tepat usia 1 tahun Agra sudah dapat makan nasi dan makan masakan rumah yang aku buat sehari-hari, tentunya tetap makanan sehat yang tidak mengandung penyedap rasa, bahan pewarna, pengawet dan sejenisnya.

ASI yang aku berikan juga tetap lancar dan berjalan sesuai kebutuhannya. Pada usia ini aku merasa semakin nyaman dalam mengurus Agra, sehingga aku memutuskan untuk masuk dalam keanggotaan AIMI dengan menjadi pengurus dalam divisi konseling sebagai salah satu konselor laktasi. Aku mengikuti program pelatihan konseling laktasi 40 jam WHO – UNICEF yang diadakan oleh Sentra Laktasi yang diketuai oleh dr. Hj. Utami Roesli, SpA., MBA., IBCLC. Aku senang sekali karena pengetahuanku mengenai ASI semakin bertambah dan aku dapat membagi pengetahuan ini kepada sesama ibu menyusui, ibu hamil dan bahkan setiap orang yang ingin tau mengenai manfaat dan kebaikan ASI.

Setelah aku mendapat sertifikat sebagai konselor laktasi akhirnya aku mulai aktif dalam beberapa kegiatan AIMI, terutama dalam kegiatan kelas edukasi, sebagai pembicara dan kegiatan home visit yang menjadi fasilitas AIMI untuk para anggota maupun tidak.

Pengalamanku yang paling membahagiakan adalah pada saat aku dan beberapa teman AIMI menjadi panitia dan membuat posko MPASI pada saat terjadi tragedi Situ Gintung pada tahun 2009. Kami mendisitribusikan MPASI homemade untuk bayi- bayi malang yang tertimpa musibah pada saat itu. Alhamdulillah sampai saat ini kegiatanku di AIMI masih berjalan lancar dan aku senang sekali bisa berbagi pengalaman dan pengetahuanku dengan sesama ibu dan bahkan orang- orang yang ingin tahu dan membutuhkan kami sebagai konselor dan berbagi ilmu mengenai MPASI, ASI, IMD, dsb.

Ilmu yang aku dapat dari AIMI dan Sentra Laktasi tentunya juga aku terapkan terus dalam mengurus Agra sampai saat ini. Aku tidak malu untuk mengakui ke setiap orang bahwa aku menyusui Agra sampai ia berusia 3 thn. Walaupun tidak sedikit orang yang kadang terbingung-bingung pada saat mendengarnya, bahkan sebaliknya, aku senang sekali bisa menyusui Agra sampai ia berusia 3 thn, karena menurutku merawat dan mebesarkan Agra dari awal kehidupannya adalah ASI sebagai faktor terpenting. Dimana aku dapat selalu merasa dekat secara fisik maupun batin dengannya, dan aku sangat beruntung karena tidak semua ibu dapat menyusui anak-anaknya sampai dengan usia tersebut, karena faktor-faktor tertentu yang mungkin membuat mereka tidak dapat menyusui anaknya secara ekslusif 6 bulan dan diteruskan sampai dengan usia anak-anak mereka mencapai 2 tahun lebih.

Semua manfaat ASI dan MPASI homemade yang aku berikan kepada anakku sangat dapat aku rasakan. Agra Alhamdulillah tumbuh menjadi anak yang sehat, walaupun sesekali mengalami sakit, tetapi sebatas flu dan demam yang insyaAllah dapat aku tangani sendiri tanpa harus mendapatkan pertolongan medis ataupun pertolongan obat-obatan antibiotik, dan lain sebagainya. Agra juga tetap menjadi anak yang suka makan, dan walaupun demikian, apapun yang ia makan aku usahakan selalu merupakan makan makanan sehat, sehingga aku tidak khawatir akan kenaikan berat badan yang tidak normal atau obesitas yang terjadi pada banyak anak belakangan ini.

Untuk itu, dalam artikelku kali ini, aku ingin berbagi sedikit resep makanan sehat MPASI homemade yang dulu aku berikan kepada anakku, semoga bermanfaat bagi para ibu yang sedang atau akan segera memberi MPASI kepada bayi- bayinya. Selamat mencoba.

MPASI 6-9 BULAN

Bubur Susu Bahan :

  • 2 sendok makan tepung beras merah / tepung beras putih (20 gr)
  • Air matang secukupnya (+/- 50 cc)
  • ASI perah secukupnya (+/- 50 cc)

Cara Membuat :

  1. Masukan air matang secukupnya hingga agak mendidih*
  2. Masukan tepung beras sebanyak 20 gr
  3. Aduk hingga matang
  4. Tuangkan pada wadah yang aman utk bayi (BPA free/ food grade)
  5. Tunggu hingga tepung beras agak hangat*
  6. Kemudian tuangkan ASI perah secukupnya sehingga bubur agak cair, segera sajikan.

dapat menggunakan wadah kaca tahan api yang dapat digunakan utk memasak/ merebus sebaiknya biasakan cicipi makanan terlebih dahulu sblm disajikan kepada bayi, dan pastikan ASI perah masih dalam kondisi baik.

Pepaya pisang* Bahan :

  • 50 gr pepaya matang dan manis
  • 50 gr pisang raja matang dan manis

Cara Membuat :

  1. Potong pepaya dan pisang kecil-kecil
  2. Haluskan pepaya dan pisang dengan saringan kawat/ dapat langsung dihaluskan dgn sendok
  3. Tuang pada wadah yang aman utk bayi (BPA free/ food grade), segera sajikan.

*pastikan bayi telah bebas dari intolerance food/ alergi thdp pepaya dan pisang

Nasi Tim Saring Ayam Brokoli Bahan :

  • 20 gr beras, cuci bersih
  • 625 cc air
  • 25 gr daging ayam giling
  • 25 gr tempe, potong kecil-kecil
  • 25 gr brokoli potong kecil-kecil kemudian rendam 10-15 menit dalam air garam (agar ulat mati)
  • 25 gr tomat, potong kecil-kecil

Cara Membuat :

  1. Campur beras yang sudah dibersihkan dgn air, daing ayam dan tempe
  2. Rebus dan aduk hingga menjadi bubur
  3. Masukan brokoli dan tomat, masak hingga sayuran matang
  4. Kemudian angkat
  5. Tunggu hingga hangat kemudian haluskan dgn saringan kawat, segera sajikan.

Catatan ; Untuk mengetahui bahwa bayi mengalami alergi atau food intolerance caranya adalah, beri bayi satu jenis makanan yang sama selama 3 hari berturut-turut, kemudian lihat efeknya, apabila terdapat ruam pada kulit, gatal-gatal dan bisa juga berupa gejala seperti sesak nafas (biasanya terjadi pada jenis makanan yang berupa kacang-kacangan) atau terjadi perubahan sistem tubuh yang lain, artinya bayi mengalami alergi atau food intolerance. Alergi atau food intolerance biasanya terjadi beberapa jam setelah pemberian makanan sampai dengan 3 hari. Apabila smp 3 hari bayi tidak mengalami gejala alergi atau food intolerance artinya bayi dapat mengkonsumsi makanan tersebut.

Yang dimaksud dengan food intolerance adalah sistem pencernaan bayi yang belum sempurna belum dapat mencerna jenis makanan tertentu sehingga bayi akan mengalami perubahan sistem pada tubuhnya, misalnya keluar bercak atau ruam pada kulit.

Dikarenakan imunitasnya yang belum befungsi dengan baik maka untuk mengetahui bahwa hal tersebut merupakan gejala alergi ataupun food intolerance caranya adalah dengan mencoba memberi jenis makanan yang sama ketika usia bayi sudah lebih besar, misal 2-3 bulan kemudian, coba berikan makanan yang dicurigai sebagai pencetus terjadinya bercak atau ruam pada kulit tersebut. Biasanya food intolerance ini tidak terjadi lagi, kecuali pada saat sistem imunnya sedang tidak seimbang (tubuh sedang kurang fit)

Sedangkan yang dimaksud dengan alergi adalah terjadinya bercak atau ruam pada kulit ataupun gejala sesak nafas (perubahan sistem imunitas tubuh) yang berulang setiap kali anak mengkonsumsi makanan yang dicurigai sebagai pencrtus terjadinya hal-hal tersebut sampai anak beranjak dewasa dan bahkan sampai seumur hidupnya.

Jadi food intolerance sifatnya jangka pendek atau hanya sementara dan seiring perkembangan sistem imunitasnya, bayi akan dapat mencerna makanan tersebut dengan baik, walaupun disaat tertentu, seperti pada saat kondisi tubuhnya kurang baik hal ini dapat muncul lagi.

Sedangkan alergi sifatnya jangka panjang atau selamanya, bayi atau bahkan seseorang dapat mengalami perubahan sistem imunitas pada saat ia mengkonsumsi jenis makanan yang dapat memicu terjadinya ruam, bercak atau bahkan sesak nafas.

Sekian artikel yang saya tulis kali ini semoga bermanfaat dan dapat membantu para ibu yang ingin memberi makanan sehat sambil tetap terus memberi ASI kepada bayinya, dan maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan ini.


Terdapat pada kategori Cerita Sukses pada 12 Apr 2011

Informasi Lainnya

Yuk, Berpartisipasi Dukung AIMI

AIMI 15th SEHATI Virtual Run & Ride

MengASIhi x COVID-19